728x90 AdSpace

Latest News
Friday, May 15, 2015

Koboi Kampus






KOBOI KAMPUS

Lalu kapan saya akan di Wisuda//Adik kelas sudah lebih dulu//Rasa cemas merasa masih begini//Temen baik sudah di DO//Orang tua di desa menunggu//Calon istri gelisah menanti
Orang desa sudah banyak menganggap//Aku jaya di negeri orang//Tolonglah diriku …//Koboi kampus yang banyak kasus//Hatiku cemas …//Gelisah sepanjang waktu-waktuku//Kalau bisa bantulah aku//Luluskan apa adanya//Bagaimna? begitu saja//Nanti kaya bapak dibagi//Tolonglah diriku …//Koboi kampus yang banyak kasus//Hatiku cemas …//Gelisah sepanjang hari-hariku//Maafkan aku ayah …
 Cipt: The Panas Dalam

Sengaja saya buka tulisan kali ini dengan lirik lagu The Panas Dalam. Lagu yang jujur dan (mungkin) menyindir beberapa kawan-kawan mahasiswa 'bapuk' yang saat ini belum menyandang predikat sarjana. Lagu ini mengisahkan kegelisahan dan kepedihan mahasiswa yang tak kunjung lulus padahal.



Barangkali saya keluar dari asusmsi kebanyakan orang yang mengatakan bahwa mahasiswa yang lulus lama adalah mahasiswa yang bodoh, dan berbagai asumsi yang --menurut saya-- memojokkan mahasiswa tersebut. Di masyarakat kita, lulus lama selalu dikaitkan dengan negatif-negatif, hanya segelintir orang yang mempunyai pandangan positif terhadap kasus tersebut.



Saya sengaja menulis ini lantaran merasa penat melihat pemandangan deadline di skret (apa hubungannya, yak? Hahaha). Muka-muka lelah, letih, lesu, dan muak dengan segala permasalahan kampus yang tak pernah lekang. Sebelum tergerak untuk menuliskan ini, saya berbincang dengan adek kelas saya yang mengeluh karena ia tak boleh mengikuti UAS di semua mata kuliahnya di semester ini. 



Saya prihatin, dan mencoba membangkitkan semangatnya untuk tetap rajin kuliah dan sebagainya. Meski saya sadar, bahwa saya orang munafik yang hanya bisa mengingatkan. Terlepas dari itu semua, saya tak ingin adek-adek saya mengalami hal yang sama sepertiku, membiarkan kemalasan terus menjalar mengrogoti sendi-sendi kehidupan.



Kembali ke kuliah lama. Lulus lama atau sebentar adalah pilihan seorang mahasiswa. Lulus cepat bukan jaminan seorang mahasiswa itu pandai atau sebagainya. Karena menurut pengamatan saya (semoga saja tidak salah), mahasiswa yang lulus cepat hanya menang rajin dan hanya ingin menjadi kebo yang ketika disuruh ke kiri maka ia akan mengikutinya.



Begitupun mahasiswa yang lulus lama bukan berarti ia bodoh, malas atau sebagainya. Banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut. Mari kita coba bahasa dan kelompokkan bersama-sama apa yang menyebabkan mahasiswa lulus lama.



Pertama, kebanyakan mahasiswa yang lulus lama disebabkan ia terlalu aktif di luar kelas. Mengikuti kegiatan intra maupun ekstra kampus, UKM, Organisai Ekstra, dan lain sebagainya. Menurut saya, hal ini lebih positif dibandingkan mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Karena ilmu yang didapatkan di dalam kelas (katakanlah) 10 persen saja.



Kedua, mahasiswa yang suka berdemonstrasi menyikapi perkembangan politik, sosial, maupun kebijakan pemerintah yang dianggap tak pro rakyat. Mahasiswa tipe seperti ini biasanya jarang betah berada di dalam kelas. Tipe kedua ini bagi saya juga lebih baik daripada mahasiswa kupu-kupu. Karena bagaimanapun, demonstrasi adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, seperti yang telah dipaparkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.



Ketiga, mahasiswa yang nyambi kerja untuk mencukupi keseharian dan biaya SPP kuliahnya. Inilah para pejuang yang tak elok jika disandingkan dengan mahasiswa kupu-kupu cupu yang nyaman berlindung dan merengek di ketek orang tuanya. Mengutip kata-kata Pramoedya Ananta Toer, “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, berusaha karena usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri,” (Nyai Ontosoroh, hal 39).



Keempat, mahasiswa yang hobi PDKT dan selalu mendapat penolakan dari cewek-cewek yang ia dekati. Mahasiswa tipe ini biasanya rajin kuliah namun tidak memiliki niat mulia untuk mengeruk ilmu di dalam kelas. Kesehariannya hanya untuk tampil keren dan menebar pesona ke setiap wanita. Ujung-ujungnya UAS tak bisa menjawab soal dan gagal menyontek kawan sebelah, akhirnya nilai keluar D atau E.



Yang kelima, tren pekerjaan sampingan mahasiswa yang gajinya cukup menggiurkan, menjadi transcriber. Transciber audio menjadi tren kebanyakan mahasiswa, selembar 3.500 cukup menghancurkan perkuliahan. Melekan setiap malam untuk menuliskan apa yang ia dengar dari rekaman membuat waktu kuliah dialihkan untuk memjamkan mata.



Yang terakhir, mahasiswa pengangguran, tak ikut organisasi, tak ikut demo, tak punya pacar, tak rajin solat, dan jarang membaca buku. Mahasiswa seperti ini susah ditebak, biasanya lulus cepat karena faktor keberuntungan dan lulus lama karena selalu meratapi kehidupannya.


Sekali lagi, kuliah cepat atau kuliah lama itu sebuah pilihan mahasiswa. Yang terpenting, diri kita bermanfaat bagi orang lain, bukan malah menjadi benalu bagi orang lain. Sudah jelas yang dikatakan Nabi Muhammad, “Khairunnas anfauhum linnas” (Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain). Mulai detik ini, berhentilah meratapi kuliah dan berhenti mencemooh kawan-kawan yang memilih lama menyandang status mahasiswa. Karena derajat seseorang bukan dilihat dari situ, melainkan bagaimana ia berbakti kepada bangsa dan menghormati sesama.  
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Koboi Kampus Rating: 5 Reviewed By: Unknown